sosialdengan mobilitas sosial dalam masyarakat. Saya akan mengamati proses terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat. 52 SOSIOLOGI Kelas XI Urbanisasi melejit dan lapangan kerja menyempit, inilah kondisi Kota Jakarta saat ini. Lantas, apa yang akan terjadi? Lihatlah fenomena pada peristiwa di atas! Para pendatang dari desa menunggu pekerjaan di
Mobilitasberasal dari kata latin mobilis yang artinya dapat dipindahkan atau gerak. Adanya kata tambahan sosial pada mobilitas sosial berarti kata tersebut menekankan pada aspek kemasyarakatan yang melibatkan seseorang ada dalam masyarakat. Sehingga mobilitas sosial adalah gerak perpindahan dari status sosial yang satu ke status yang lain
Konsekuensimobilitas sosial terhadap masyarakat dapat berupa penyesuaian ataupun berupa proses sosial yang a. disosiatif, misalnya konflik b. interaksi sosial c. sosialisasi d. asosiatif, misalnya kerja sama
Bagaimanakahbentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat? Please jawab ka Question from @Jacinda01 - Sekolah Menengah Pertama - Ips
Playthis game to review Social Studies. Perpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya yang dialami oleh seseorang disebut .
Moore(2000), perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan budaya. Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yang meliputi kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya. Akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.
Jelaskanmengapa mobilitas sosial pada masyarakat LR. Lestari R. 25 Januari 2022 06:09. Pertanyaan. Jelaskan mengapa mobilitas sosial pada masyarakat modern cenderung dinamis? 11. 1. Jawaban terverifikasi. PS. P. Satrio. Mahasiswa/Alumni Universitas Negeri Jakarta. 28 Januari 2022 03:48.
Namunsecara prinsipil bentuk-bentuk lapisan sosial tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelas yaitu ekonomi, politis, dan didasarkan pada jabatan-jabatan tertentu dalam masyarakat. Ketiga bentuk pokok tadi memiliki keterkaitan yang erat satu sama lainnya, dimana ketiganya saling mempengaruhi.
XHAAG. Oleh Rina Kastori, Guru SMP Negeri 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi - Mobilitas sosial berasal dari bahasa Latin, mobilis yang artinya mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, mobilitas yaotu gerak atau perpindaan. Pada konsep stratifikasi sosial, mobilitas berarti gerak yang menghasilkan perpindahan tempat. Sehingga, pengertian moilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari lapisan strata sosial yang satu ke lapisan yang lain. Selain konsep mobilitas sosial, dikenal juga mobilitas geografik, yaitu berpindahnya seseorang dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Misalnya, transmigrasi, urbanisasi, imigrasi, dan emigrasi. Baca juga Manusia sebagai Makhluk Sosial Jenis-jenis mobilitas sosial Jenis-jenis mobilitas sosial terbagi menjadi empat, yakni mobilitas vertikal, mobilitas horizontal, mobilitas intragenerasi, dan mobilitas antargenerasi. Berikut penjelasannya masing-masing Mobilitas vertikal Mobilitas vertikal adalah perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang tidak sederajat. Terdapat beberapa bentuk mobilitas vertikal, yaitu Mobilitas vertikal naik social climbing Mobilitas vertikal naik memiliki dua bentuk utama, sebagai berikut Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Kedudukan tersebut telah tersedia. Misalnya, seorang karyawan yang menjabat sebagai staf diangkat menjadi manajer perusahaan. Pembentukan suatu kelompok baru yang kemudian ditempatkan pada derajat yang lebih tinggi dari kedudukan individu membentuk kelompok tersebut. Misalnya, pada waktu pembentukan dewan pengurus koperasi melalui rapat anggota. Mobilitas vertikal turun social sinking Mobilitas vertikal turun memiliki dua bentuk utama, yaitu Turunnya kedudukan individu dari yang lebih tinggi ke yang lebih rendah derajatnya. Misalnya, seorang direktur yang dipecat dari jabatannya. Turunnya derajat suatu kelompok yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Misalnya, terdapat kelompok karang taruna yang dibentuk sebagai wadah dan aspirasi potensi pemuda. Setelah berjalan, banyak hambatan yang terjadi pada karang taruna, sehingga organisasi tersebut tidak aktif kembali. Baca juga Ciri-ciri Terjadinya Perubahan Sosial Mobilitas horizontal Mobilitas horizontal merupakan perpindahan posisi dari satu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat. Contohnya dahulu listrik hanya dinikmati oleh masyarakat perkotaan, sekarang telah menjangkau dan dinikmati masyarakat pedesaan. Mobilitas intragenerasi Mobilitas intragenerasi merupakan mobilitas vertikal yang terjadi dalam diri seseorang. Dalam tipe mobilitas ini terjadi mobilitas yang naik dan turun. Oleh karena itu, mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk Mobilitas intragenerasi naik, misalnya pangkat seorang pegawai negeri sipil dari golongan IVA ke golongan IVB. Mobilitas intragenerasi turun, seperti seorang manajer yang diturunkan jabatannya menjadi staf karyawan karena ia melakukan kesalahan. Mobilitas antargenerasi Mobilitas antargenerasi merupakan mobilitas vertikal yang tidak terjadi dalam diri seseorang, tetapi terjadi dalam dua generasi. Mobilitas tipe ini dapat terjadi dalam dua bentuk, yaitu Mobilitas antargenerasi naik, misalnya seorang anak menjadi seorang dokter, sementara ayahnya dahulu hanya seorang petani. Mobilitas antargenerasi turun, misalnya seorang anak menjadi karyawan biasa, sementara ayahnya dahulu merupakan seorang pengusaha yang memiliki banyak karyawan. Baca juga Kondisi Sosial Negara Malaysia Faktor terjadinya mobilitas sosial Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial, antara lain Status sosial Ketika seseorang dilahirkan ke dunia ini, ia tidak dapat memilih keluarga seperti apa yang akan mengurusnya. Ia akan memiliki status sosial sebagaimana kedua orang tuanya. Sejalan dengan berjalannya waktu, ia akan mulai dapat menilai status sosialnya dalam masyarakat. Jika ia berada pada status sosial yang rendah, tetapi ia memiliki kemampuan untuk menaikkan statusnya, status sosialnya akan terangkat. Misalnya, anak seorang nelayan menjadi seorang pengusaha kapal. Keadaan ekonomi Keadaan ekonomi yang buruk, seperti kurangnya lapangan pekerjaan dan adanya bencana yang membuat hasil panen gagal, dapat mendorong seseorang bekerja keras untuk lebih berhasil atau malah membuat seseorang menjadi lebih terpuruk. Misalnya, seorang karyawan baru saja dikeluarkan dari pekerjaannya, kemudian ia mengalami kesusahan dalam memperoleh pekerjaan baru, sehingga mengalami mobilitas vertikal turun. Berangkat dari kegagalannya tersebut, ia bertekad untuk berwiraswasta dan berhasil. Dari kejadian itu ia mengalami mobilitas vertikal naik. Situasi politik Situasi politik akan memengaruhi kondisi penduduk yang tinggal di dalamnya. Situasi politik yang damai akan mendukung masyarakatnya dalam berusaha dan memungkinkan penduduknya mengalami mobilitas vertikal naik. Adapun jika situasi politik kacau, dapat membuat banyak penduduk mengungsi dari kampung halamannya dan membuat mereka mengalami mobilitas vertikal turun. Baca juga Ruang Lingkup Geografi Fisik, Regional, dan Sosial Jumlah penduduk Pengendalian jumlah penduduk dapat membuat kesempatan masyarakat menaikkan status dari yang rendah ke yang tinggi lebih besar. Keinginan melihat daerah lain Terdapat beberapa suku bangsa yang memiliki kecenderungan untuk mengembara dan melihat daerah lain. Biasanya, mereka memiliki kemampuan untuk bertahan hidup yang tinggi, yang akan membantu mereka bekerja lebih keras. Pada akhirnya, apa yang mereka lakukan dapat membuat mereka mengalami mobilitas vertikal naik dan meningkatkan status sosialnya. Faktor pendorong dan penghambat Terdapat faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial, sebagai berikut Faktor pendorong mobilitas sosial Faktor-faktor pendorong mobilitas sosial, yaitu Ekspansi teritorial Pembagian kerja Kebebasan berkomunikasi Tingkat fertilitas Kemudahan mencari pekerjaan Kemudahan akses pendidikan Faktor penghambat mobilitas sosial Faktor-faktor penghambat mobilitas sosial, yakni Tingkat pendidikan yang rendah Pengaruh sosialisasi yang kuat Diskriminasi kelas Perbedaan jenis kelamin Kemiskinan Perbedaan ras Baca juga Contoh Teori Kognitif Sosial Dampak mobilitas sosial Terdapat dampak positif dan negatif adanya mobilitas sosial, berikut penjelasannya Dampak positif Beberapa dampak positif mobilitas sosial, di antaranya Mendorong seseorang untuk lebih maju Mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik Meningkatkan integrasi sosial Dampak negatif Beberapa dampak negatif mobilitas sosial, seperti Konflik, terdiri atas konflik antarkelas, konflik antarkelompok, dan konflik antargenerasi. Penyesuaian Kembali Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Mobilitas sosial adalah perubahan status sosial baik naik atau turun. Banyak pengertian dari ahli dan faktor penyebabnya yang mengakibatkan banyaknya bentuk dan dampak mobilitas sosial baik positif maupun negatif. Dalam kehidupan sosial, setiap masyarakat pasti terlibat mobilitas sosial. Biasanya mobilitas sosial digambarkan sebagai suatu perpindahan baik dari satu tempat ke tempat lain, atau perpindahan lainnya, misalnya dari jabatan satu ke jabatan lain. Pengertian mobilitas sosial ini kemudian dijadikan sebuah kebiasaan atau aktivitas yang umum dilakukan masyarakat. Pengertian mobilitas sosial ini merupakan fenomena sosial yang kerap terjadi di kehidupan sosial. Pengertian mobilitas sosial dan mobilitas lainnya merupakan suatu gerakan atau perpindahan yang dapat menimbulkan perubahan dan sosial merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat. Perpindahan pada pengertian mobilitas sosial biasanya berpindah ke sesuatu yang lebih baik, tapi tak bisa dipungkiri, mobilitas sosial ini bisa dialami ke jenjang yang lebih rendah atau tetap sederajat. Lalu apa sebenarnya pengertian mobilitas sosial ini? Daftar Isi 1Pengertian Mobilitas SosialPengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli1. Indera Ratna Irawati2. Kimball Young dan Raymond W. Mack3. Anthony Giddens4. Paul B Horton dan Chester L Hunt5. Pitirim A. Sorokin6. Soerjono Soekanto7. William Kornblum8. Michael S. Bassis9. H. Edward Ransford10. Robert LawangBentuk Mobilitas Sosial1. Mobilitas Sosial Vertikal2. Mobilitas Sosial Horizontal3. Mobilitas AntargenerasiFaktor Pendorong Mobilitas Sosial1. Faktor Struktural2. Faktor Individu3. Faktor Ekonomi4. Faktor Politik5. Faktor KependudukanFaktor Penghambat Mobilitas Sosial1. Faktor Diskriminasi2. Faktor Kemiskinan3. Faktor Stereotip GenderDampak Mobilitas Sosial1. Dampak Positif dari Mobilitas Sosial2. Dampak Negatif dari Mobilitas SosialContoh Mobilitas Sosial1. Contoh mobilitas sosial vertikal2. Contoh mobilitas sosial horizontal3. Contoh mobilitas sosial antargenerasi Secara umum, pengertian mobilitas sosial merupakan adanya perubahan kedudukan warga masyarakat di dalam sebuah kelas sosial yang satu ke kelas sosial yang lainnya. Pengertian mobilitas sosial berarti perpindahan individu, keluarga, atau kelompok melalui sistem hierarki atau stratifikasi sosial. Pengertian mobilitas sosial juga disebut sebagai gerak sosial yang didefinisikan tentang perpindahan orang atau kelompok dari strata sosial yang satu ke strata sosial yang lain. Baca tentang dinamika sosial sebelum lanjut Pengertian Dinamika Sosial Pengertian Mobilitas Sosial Menurut Para Ahli Selain pengertian mobilitas sosial secara umum, para ahli juga mengungkapkan pengertian mobilitas sosial menurut pendapat mereka masing-masing. Berikut ini pengertian mobilitas sosial menurut pendapat para ahli. 1. Indera Ratna Irawati Menurut Indera Ratna Irawati dalam bukunya Stratifikasi dan Mobilitas Sosial 2016 mobilitas sosial merupakan perubahan status sosial dari suatu lapisan ke lapisan lain, baik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Bisa juga individu tersebut hanya berpindah peran saja tanpa mengalami perubahan kedudukan atau status sosialnya. 2. Kimball Young dan Raymond W. Mack Kimball Young dan Raymond W Mack mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial. Misalnya seorang pedagang baju beralih menjadi pedagang toko kelontong atau seorang ayah yang berpindah kerja ke kota lain agar mendapat jabatan yang lebih tinggi. 3. Anthony Giddens Anthony Giddens memiliki pendapat bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerakan dari orang perorang dan kelompok ke kelompok di antara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda. Menurut Giddens, seorang sosiolog berkebangsaan Inggris dianggap sebagai salah satu kontributor dalam pengembangan ilmu sosiologi modern. 4. Paul B Horton dan Chester L Hunt Paul B Horton dan Chester L Hunt mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian mobilitas sosial merupakan tindakan berpindah dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya. 5. Pitirim A. Sorokin Menurut Pitirim A. Sorokin, pengertian mobilitas sosial dapat dilakukan melalui beberapa saluran yang disebut sirkulasi sosial atau social circulation. Sirkulasi sosial dapat berupa lembaga pendidikan, organisasi politik, lembaga kesehatan, dan lain sebagainya. 6. Soerjono Soekanto Soerjono Soekanto mengungkapkan pendapatnya bahwa pengertian mobilitas sosial adalah gerak dari satu posisi sosial ke posisi sosial lainnya. Yang harus diingat adalah seseorang tidak akan dapat berpindah ke posisi yang lebih baik jika memang tidak ada posisi yang diperuntukkan baginya. Selain itu, dalam rangka perpindahan posisi ke yang lebih baik harus memiliki karakteristik dan kemampuan memasuki status sosial tersebut. 7. William Kornblum Pengertian mobilitas sosial menurut William Kornblum merupakan perpindahan individu-individu, keluarga-keluarga, dan kelompok sosialnya dari satu lapisan ke lapisan sosial lainnya. 8. Michael S. Bassis Michael S. Bassis mengungkapkan bahwa pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah lingkungan sosio ekonomi yang mengubah status sosial seseorang dalam masyarakat. 9. H. Edward Ransford Menurut H. Edward Ransford, pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan ke atas atau ke bawah dalam lingkungan sosial secara hierarki. 10. Robert Lawang Robert Lawang mengungkapkan pengertian mobilitas sosial adalah perpindahan posisi dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi yang lainnya. Rekomendasi Buku Ilmu Sosiologi Dapatkan Buku-Buku Sosiologi di Buku Sosiologi Bentuk Mobilitas Sosial Mobilitas sosial dibagi menjadi beberapa bentuk. Tentu saja pembagian bentuk mobilitas sosial didasarkan pada pengaruh tidaknya hasil perpindahan status sosial yang dialami dengan derajat sosial yang dimiliki. Pada dasarnya, bentuk mobilitas sosial dibagi menjadi tiga, yaitu mobilitas sosial vertikal, mobilitas sosial horizontal, dan mobilitas antargenerasi. 1. Mobilitas Sosial Vertikal Mobilitas sosial vertikal dibedakan menjadi mobilitas sosial vertikal ke atas dan mobilitas sosial vertikal ke bawah. Artinya, terdapat perpindahan status sosial yang terjadi bisa menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Oleh sebab itu, mobilitas vertikal ini merupakan perpindahan status sosial yang dimiliki seseorang atau kelompok ke status sosial lain yang tidak sederajat dari sebelumnya. a. Social Climbing Pengertian mobilitas sosial vertikal yakni social climbing ditandai dengan naiknya status sosial seseorang ke kedudukan yang lebih tinggi lagi atau terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih tinggi, daripada lapisan sosial yang sudah ada sebelumnya. b. Social Sinking Proses penurunan status atau kedudukan sosial seseorang dari social sinking ini biasanya dari atas ke bawah. Alasan terjadinya social sinking ini adalah terjadinya masa pensiun, turun jabatan, dipecat atau diberhentikan kerja, berhalangan melaksanakan tugas, dan lain sebagainya. 2. Mobilitas Sosial Horizontal Pengertian mobilitas sosial horizontal adalah perpindahan status sosial yang dialami seseorang atau suatu kelompok tidak akan mengubah derajat sosialnya atau akan tetap sejajar seperti sebelumnya. Biasanya hal ini terjadi pada perpindahan warga negara, pindah lokasi penugasan tanpa mengubah jabatan, dan lain sebagainya. 3. Mobilitas Antargenerasi Mobilitas sosial ketiga yang bisa terjadi adalah pengertian mobilitas sosial karena terjadinya atau adanya perubahan kedudukan sosial yang berbeda pada individu dan kelompok dalam dua generasi yang berbeda. Ada dua jenis mobilitas antargenerasi, yakni a. Mobilitas intergenerasi. Mobilitas intergenerasi merupakan perubahan status sosial yang terjadi di antara beberapa generasi, mulai dari kakek neneknya hingga ke cucu-cucunya. b. Mobilitas intragenerasi. Pengertian mobilitas sosial intragenerasi ini merupakan perubahan status sosial yang terjadi di dalam satu generasi yang sama, misalnya dari ayah ibu hingga ke anak-anaknya. Bentuk mobilitas sosial Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Setelah mengetahui pengertian mobilitas sosial dan juga bentuk mobilitas sosial yang ada, tentu saja dalam terjadinya mobilitas sosial, terdapat faktor pendorong yang menyebabkan terjadinya mobilitas sosial. Beberapa faktor pendorong mobilitas sosialnya akan dijelaskan di bawah ini. 1. Faktor Struktural Faktor struktural pada mobilitas sosial ini berkaitan dengan kesempatan seseorang untuk dapat menempati sebuah kedudukan serta kemudahan untuk memperolehnya. Di Indonesia, kesempatan untuk menempati atau adanya pengaruh faktor struktural ini cukup besar. Banyak orang memiliki kesempatan menempati jabatan yang lebih tinggi. 2. Faktor Individu Selain faktor struktural, terjadinya mobilitas sosial ini juga bisa disebabkan karena adanya faktor individu. Faktor individu ini bisa dilihat dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan karena manusia lahir dengan sifat dan ciri khas masing-masing. Meski demikian, manusia memiliki keinginan yang sama untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi. Di Indonesia, faktor pendidikan masih dianggap sebagai social elevator atau dijadikan sebagai sarana yang dapat membuat seseorang menjadi pribadi yang berkualitas dan dapat meningkatkan status sosialnya di masyarakat. 3. Faktor Ekonomi Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial lainnya adalah faktor ekonomi. Baik di Indonesia maupun di negara mana saja, kondisi ekonomi akan sangat mempengaruhi terjadinya mobilitas sosial. Kondisi ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya. Akan tetapi jika kondisi ekonomi di suatu negara buruk, maka masyarakatnya akan memiliki pendapatan rendah atau terbatas sehingga sangat sulit untuk masyarakat dapat memenuhi seluruh kebutuhan dan mobilitas sosialnya tidak akan bisa terjadi. 4. Faktor Politik Faktor pendorong lainnya yakni faktor politik. Faktor politik menjadi pendorong mobilitas sosial karena situasi politik dari suatu negara yang stabil atau tidak akan memengaruhi kondisi keamanannya, tentu ada hubungannya dengan ketersediaan dan kemudahan dalam menjalankan aktivitas bahkan pekerjaan. 5. Faktor Kependudukan Faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial terakhir adalah faktor kependudukan. Faktor kependudukan ini akan bertambah dari waktu ke waktu. Sayangnya, pertambahan tersebut bisa mempersempit lahan permukiman dan bisa meningkatkan kemiskinan. Sehingga besar kecilnya faktor kependudukan dinilai jadi faktor utama terjadinya mobilitas sosial. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial Selain adanya faktor yang mendorong terjadinya mobilitas sosial, pengertian mobilitas sosial ini juga bisa memiliki penghambat yang menyebabkan beberapa dampak akan terjadi. Ketika faktor penghambat ini muncul, aka akan sulit bagi masyarakat dapat melakukan mobilitas sosial yang baik. 1. Faktor Diskriminasi Meski faktor ini kerap diabaikan, nyatanya mobilitas sosial sangat terhambat ketika terjadi faktor diskriminasi. Faktor diskriminasi ini merupakan sikap yang membedakan perlakuan terhadap sesama karena adanya perbedaan diantaranya suku, ras, agama, dan golongan. Biasanya, faktor yang membedakan ini sangat berdampak besar dan mengakibatkan konflik yang kemudian menghambat mobilitas sosial. 2. Faktor Kemiskinan Sama halnya dengan diskriminasi, faktor kemiskinan juga mampu menghambat terjadinya mobilitas sosial. Masyarakat yang mengalami kemiskinan bahkan kesulitan mencari penghasilan juga otomatis akan sulit untuk mencapai status tertentu. Biasanya penyebab terjadinya faktor kemiskinan ini adalah tingkat pendidikan yang rendah. Ketika tingkat pendidikan di lingkungan masyarakat tersebut rendah, maka sumber daya manusia di tempat tersebut juga rendah sehingga tidak adanya upaya untuk mendapatkan atau memiliki kemampuan untuk bersaing dan akhirnya mereka akan terbatas dalam mendapatkan pekerjaan. 3. Faktor Stereotip Gender Faktor penghambat pengertian mobilitas sosial selanjutnya adalah karakteristik yang membeda-bedakan jenis kelamin atau posisi sosial antara laki-laki dan perempuan. Banyak yang beranggapan bahwa derajat laki-laki lebih tinggi dibandingkan perempuan. Hal ini menjadikan mobilitas sosial juga terhambat. Membedakan gender akan menghalangi seseorang untuk dapat berprestasi karena stereotip status sosial yang dinilai berbeda sehingga menghalangi seseorang untuk melakukan upaya dan melakukan mobilitas sosial agar mendapat status sosial yang lebih baik. Rekomendasi Buku Ilmu Sosiologi Dapatkan Buku-Buku Sosiologi di Buku Sosiologi Dampak Mobilitas Sosial Terjadinya mobilitas sosial tentu memiliki dampak bagi masyarakat secara luas. Ada dua dampak yang mungkin terjadi, yang pertama dampak positif dan yang kedua dampak negatif. 1. Dampak Positif dari Mobilitas Sosial Terjadinya mobilitas sosial bisa berdampak positif bagi masyarakat sebagai pendorong sekaligus dapat mempercepat tingkat perubahan sosial ke arah yang lebih perubahan yang disertai dampak positif ini terjadi apabila adanya dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, salah satu cara yang bisa ditempuh adalah memperbaiki kualitas mobilitas sosial juga berdampak positif bagi peningkatan integritas sosial seseorang atau suatu masyarakat. Terjadinya perubahan sosial yang terjadi tentunya mendapat respons yang berbeda-beda, baik ditanggapi sebagai sebuah tantangan, atau ada pula yang merespons sebagai bentuk penerimaan yang berpengaruh pada integrasi pada masyarakat. 2. Dampak Negatif dari Mobilitas Sosial Meski terjadinya perubahan sosial karena mobilitas sosial memiliki dampak positif, tak bisa dipungkiri pasti ada dampak negatif yang satunya timbulnya konflik-konflik sosial. Konflik sosial bisa terjadi karena adanya mobilitas sosial ketika salah satu perjuangan seseorang atau kelompok mendapatkan posisi yang lebih tinggi memunculkan persaingan yang berujung lainnya adalah risiko terjadinya gangguan psikologis. Tidak sedikit orang justru mengalami kegelisahan ketika kehilangan jabatan atau jabatannya menurun dan menyebabkan gangguan psikologis. Bahkan hal tersebut bisa membahayakan dirinya sendiri ketika kegelisahan tersebut menjadi stres berkepanjangan. Dalam gangguan psikologis ini, gangguan stres yang berkepanjangan bisa menimbulkan penyakit psikis maupun fisik, terlebih ketika seseorang individu atau kelompok sosial tidak memiliki kemauan atau tekad untuk berubah ke arah yang lebih baik. Baca lebih mendalam tentang Kesenjangan Sosial Contoh Mobilitas Sosial Agar dapat memahami bagaimana mobilitas sosial dalam suatu masyarakat yang lahir dari pengertian mobilitas sosial, berikut ini adalah contoh mobilitas sosial sesuai dengan bentuk mobilitasnya. 1. Contoh mobilitas sosial vertikal a. Mobilitas sosial vertikal ke atas atau yang disebut social climbing contohnya ketika seorang karyawan di suatu perusahaan memiliki kinerja dan capaian yang baik terhadap pekerjaannya. Ia mendapat kesempatan untuk diangkat menjadi kepala bagian, kemudian naik lagi ke manajer, sampai menempati posisi terbaik atau teratas di suatu perusahaan. Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal ke atas atau social climbing ini biasanya adalah perubahan menuju kesuksesan. b. Mobilitas sosial vertikal ke bawah atau yang disebut social sinking contohnya ketika seorang pejabat menyalahgunakan wewenangnya selama menjabat dan akhirnya ia harus menelan pil pahit yakni mendapat hukuman dengan diturunkannya pangkat atau jabatannya. Contoh lain dari mobilitas sosial vertikal ke bawah atau social sinking ini biasanya seseorang yang mengalami ketidakberuntungan karena jabatan atau status sosialnya turun karena berbagai alasan. 2. Contoh mobilitas sosial horizontal Berbeda halnya dengan mobilitas sosial vertikal yang mengalami perubahan status sosial, contoh mobilitas sosial horizontal ini misalnya seorang kepala dinas dimutasi ke dinas lainnya untuk menempati jabatan yang sama yakni sama-sama kepala dinas. 3. Contoh mobilitas sosial antargenerasi Mobilitas sosial biasanya juga terjadi di dalam konteks antargenerasi. Biasanya hal ini terjadi saat anak-anak bisa mencapai status sosial yang lebih tinggi dibandingkan leluhurnya. Contoh yang mungkin terjadi pada mobilitas sosial antargenerasi ketika seorang anak yang lahir di keluarga petani berhasil menjadi seorang pengusaha di kota besar, sementara ayah ibu, bahkan nenek dan kakeknya masih menjadi petani di desa. Pertanyaan Umum Mobilitas Sosial Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial ?Mobilitas sosial merupakan perubahan kedudukan warga masyarakat dalam sebuah kelas sosial dari satu kelas ke kelas sosial yang lainnya. Mengapa faktor ekonomi menjadi penghambat mobilitas sosial?Sebab, faktor ekonomi yang baik membuat masyarakat mudah memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan yang lebih baik lainnya. Baca artikel terkait lainnya tentang sosial di Blog Toko Buku Online Deepublish Apa itu integrasi sosial?Pengertian Interaksi SosialPerubahan Sosial BudayaPengertian Pluralisme
Artikel berikut ini akan membahas mengenai mobilitas sosial, konsekuensi mobilitas sosial, dampak mobilitas sosial, konflik antar kelas sosial, konflik antargenerasi. Para sosiolog melakukan penelitian mobilitas sosial untuk mendapatkan keterangan tentang keteraturan dan keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan yang secara relatif dialami oleh individu dan kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat. Semakin seimbang kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut, akan semakin besar mobilitas sosial. Hal itu berarti bahwa sifat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Pada masyarakat berkasta yang bersifat tertutup, hampir tidak ada gerak sosial yang bersifat vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan. Pekerjaan yang dilakukan, pendidikan yang diperoleh, dan seluruh pola-pola hidupnya telah diketahui sejak dia dilahirkan, karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan. Dalam sistem lapisan terbuka, semua kedudukan yang hendak dicapai diserahkan pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar, bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu di jalan. Akan tetapi, kebudayaan di masyarakat kita tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukannya yang dimiliki semula. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan, misalnya birokrasi yang berbelit-belit, biaya, dan kepentingan yang tertanam dengan kuat. Pengaruh mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun secara vertikal, umumnya membawa akibat-akibat tertentu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap pelakunya. Pengaruh positif adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut. Keberhasilan yang dicapai seseorang, yang dilakukan melalui kerja keras, diharap kan mampu mendorong anggota masya rakat lainnya untuk meniru keberhasilan yang telah dicapai oleh orang tersebut. Suatu kedudukan yang baik, tidak diperoleh dengan mudah tetapi dengan perjuangan, keuletan, dan kerja keras. Begitu pula perlu ditanamkan perjuangan hidup untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Tidak sedikit orang yang berhasil karena pendidikan. Dengan pendidikan, diharapkan kedudukan seseorang menjadi lebih baik. Kebutuhan akan pentingnya pendidikan diharapkan diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan orang lain. Kegagalan yang didapatkan bukan akhir dari segalanya, melainkan sebagai pengalaman berharga untuk bangkit kembali dengan memperbaiki setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Keberhasilan yang dicapai sebagai mobilitas sosial vertikal, tidak selamanya membawa kebahagiaan bagi pelaku perubahan. Adakalanya hal tersebut dapat menimbulkan konflik antarkelas sosial, kelompok sosial, dan antargenerasi. Pelaku mobilitas sosial pun harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang telah dicapainya. Berikut ini konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya mobilitas sosial. 1. Munculnya Konflik Keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh kedudukan bagi seseorang atau kelompok, tidak mungkin tanpa adanya perasaan tidak senang dari orang atau kelompok lain. Hal itu dapat meningkatkan pertentangan antara yang berhasil mendapatkan kedudukan dengan yang tidak berhasil atau yang merasa tergeser oleh orang yang menempati kedudukan baru. Berikut ini macam-macam konflik yang mungkin terjadi dalam kehidupan sosial. a. Konflik Antarkelas Sosial Pertentangan dapat terjadi apabila seseorang dari lapisan sosial bawah menduduki posisi di lapisan menengah atau atas, kemudian kelompok lapisan sosial yang didatangi merasa terganggu, akhirnya terjadi pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Amir anak seorang pengemudi becak berhasil menjadi pedagang yang kaya dan memiliki kedudukan yang terhormat di masyarakat. Hal yang demikian kadangkala menyebabkan ketidaksenangan dari mereka yang telah lebih dahulu berada pada lapisan menengah sehingga Amir perlu untuk meredam pertentangan dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi kelas atau lapisan sosial yang baru. Pertentangan kelas dapat pula disebabkan oleh mobilitas sosial vertikal yang menurun, contohnya bapak X seorang pengusaha kaya mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Apabila perilaku sosial bapak X sebelum bangkrut tidak diterima oleh lapisan bawah karena sombong dengan kekayaannya maka setelah bapak X berada di kelas bawah menjadi terasing di lingkungan sosialnya. Perkawinan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem sosial tertutup atau masyarakat yang memberlakukan sistem kasta. Seseorang dari kasta rendah kawin dengan orang yang berasal dari kasta lebih tinggi karena perkawinan menyebabkan kedudukannya terangkat dari sebelumnya. Hal inipun dapat menyebabkan ketidaksenangan dari lapisan masyarakat yang didatangi, dan dianggap mengotori atau mengganggu keutuhan kasta yang lebih tinggi. Karyawan di sebuah pabrik sebagai tulang punggung industri, menuntut kenaikan gaji dan fasilitas lain yang dianggap tidak dapat menjamin untuk hidup layak. Oleh karena itu, karyawan yang merupakan lapisan bawah dalam perekonomian menuntut hak yang harus diterimanya kepada pengusaha atau orangorang yang mengendali kan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. b. Konflik Antarkelompok Sosial Pertentangan yang terjadi pada kelompok sosial, tidak jauh berbeda dengan konflik pada kelas atau lapisan sosial. Konflik yang dilakukan oleh kelas sosial berupa orang perorangan, tetapi konflik pada kelompok sosial berupa kumpulan orang yang melakukan pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Kelompok mayoritas apabila berada di bawah kelompok minoritas dalam menguasai perekonomian maka akan menyebabkan saling mencurigai, merasa tidak puas dengan kedudukan yang diperoleh kelompok minoritas. Keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tertentu akan menyebab kan ketidakpuasan kelompok lain sehingga mereka menuntut persamaan hak. c. Konflik Antargenerasi Situasi sosial seperti pergaulan, pendidikan, zaman, teknologi yang dialami oleh seorang anak akan berbeda dengan situasi sosial orangtuanya. Perbedaan ini akan membawa pertentangan apabila kedudukan anak sama atau lebih tinggi daripada orangtuanya. Pertentangan ini tidak selalu terjadi dengan orangtuanya saja tetapi dapat juga dengan orang lain yang lebih tua. Misalnya Di suatu kantor seorang pemuda berusia 20 tahun memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan orang lain yang ada di sekelilingnya yang rata-rata berusia 45 tahun ke atas sehingga pemuda yang bersangkutan harus memimpin orangorang yang usianya jauh lebih tinggi sebagai bawahannya. Tidak sedikit di antara mereka merasa digurui oleh anak yang lebih muda. Hal ini mengakibatkan terjadinya pertentangan antargenerasi dan akan terus berlanjut apabila tidak adanya kesadaran di antara mereka untuk saling memahami sikap dan tindakan masing-masing. Nasihat yang baik tidak selalu datang dari orangtua, adakalanya nasihat datang dari anak muda. Akan tetapi, orangtua jarang menerima nasihat yang datang dari anak muda yang usianya jauh di bawah usia orangtua karena dianggap menggurui, tidak pantas, dan tidak sopan. Orangtua yang demikian memiliki sikap yang konservatif kolot tidak terbuka terhadap keadaan zaman yang telah berubah. Anak muda dengan kemampuan dan pendidikannya dapat melakukan mobilitas vertikal sehingga memiliki kedudukan yang lebih baik daripada orangtua. 2. Adaptasi terhadap Mobilitas Sosial Setiap mobilitas sosial yang telah dilakukan memerlukan penyesuaian diri agar tidak selalu terasing dengan situasi yang baru. Jika seseorang atau kelompok tidak dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi dari hasil mobilitas sosial tersebut, yang bersangkutan dianggap ketinggalan, lebih tepatnya disebut ketinggalan kebudayaan culture lag. Kedudukan kelas sosial yang lebih tinggi dapat saja dicapai, tetapi perilaku yang tidak sesuai dengan kedudukan atau kelas sosial yang baru sudah dilakukan? Dalam hal ini, akan lebih tepat apabila kita sebut sebagai kebudayaan adaptif yang artinya penyesuaian kebudayaan. Kebiasaan dan tindakan manusia yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukan pada kelas atau lapisan sosialnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan lapisan sosial yang bersangkutan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola lahir dan batin yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial di antara anggota-anggota masyarakat. Kedudukan yang dicapai seseorang dapat dianggap sebagai kebudayaan baru yang harus dihadapi oleh orang yang melakukan mobilitas sosial sehingga yang bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan meninggalkan kebudayaan lama sebelum kedudukannya berubah. Penyesuaian diri atau adaptasi terhadap kebudayaan materiil seperti benda-benda dan hasil karya manusia mudah untuk dilakukan atau dengan sendirinya akan dimiliki oleh orang yang kedudukannya meningkat. Akan tetapi, sikap, perilaku, dan ke biasaan seseorang akan sulit untuk berubah. Seseorang perlu menyesuaikan diri dengan kedudukannya tersebut dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyesuaikan diri. Berikut ini beberapa perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial sehingga kedudukan seseorang meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sikap dan perilaku lambat menyesuaikan diri. Orang kaya yang bangkrut dan menjadi miskin, tetapi perilaku dan kebiasaannya seakan-akan tetap kaya. Misalnya, bapak B seorang pengusaha yang kaya mengalami kegagalan usahanya bangkrut kemudian jatuh miskin, dalam kehidupan sehari-hari selalu ingin dihormati oleh orang sekelilingnya dan masih selalu memerintah orang lain seperti kepada bawahannya. Seorang sarjana, di daerahnya sebagai pemuka masyarakat dan yang notabene selalu rasional sering dihormati oleh warga, tetapi ia sering meminta kekuatan dan nasihat dukun agar setiap orang tunduk kepadanya. Seseorang terkadang berperilaku tidak sesuai dengan kedudukannya. Hal ini hanya perilaku seperti yang dicontohkan tersebut. Perilaku orang tersebut akibatnya dianggap sebagai orang yang ketinggalan kebudayaan culture lag